KOMENTAR

Cegah Emotional Eating dengan 5 Jurus Ini

EMOTIONAL eating adalah kebiasaan mengonsumsi makanan kesukaan secara berlebihan saat stres meski sedang tidak lapar.

Kondisi tertekan dapat menyebabkan pelepasan beberapa hormon stres pada tubuh. Dan bagi sebagian orang, stres hanya bisa ‘dilawan’ dengan makan.

Lalu, bagaimana cara mengatasi emotional eating? Mengutip berbagai sumber, berikut 5 (lima) cara yang bisa kita lakukan agar tidak terjebak dalam kondisi tersebut.

1. Mengakuinya dan segera mencari pengalihan

Cara pertama untuk mengatasi kondisi emotional eating adalah dengan menyadari dan mengakui bahwa kita mengalaminya. Tanpa mengenali kondisi yang terjadi, bagaimana mungkin kita bisa mengubahnya?

Setelah itu, ketika merasakan dorongan untuk makan saat stres, sadari hal itu dan bertekadlah untuk menahannya. Percayalah bahwa kita mampu. 

Bila stress eating masih menghantui, coba mengalihkannya dengan membawa diri berjalan-jalan lima menit, duduk di luar, mendengarkan lagu favorit, atau ngobrol dengan teman.

2. Hanya menyediakan makanan sehat

Apa kita masih suka membuka isi lemari camilan saat merasa galau? Untuk mengatasinya, pilah jenis makanan yang disediakan di rumah. Hindari menyimpan makanan yang kurang sehat. 

Jangan banyak menyimpan makanan yang terlalu manis dan berlemak, serta kaya karbohidrat simpleks. Beberapa contohnya seperti kue, biskuit, gorengan, minuman manis, soda, dan lain-lain. Jika hanya tersedia makanan sehat, maka otomatis tidak ada pilihan lain untuk dikonsumsi.

3. Berolahraga secara rutin

Meski kadar kortisol dapat bervariasi dan bergantung pada intensitas dan durasi olahraga, aktivitas fisik dapat menghambat efek negatif yang timbul akibat stres.

Yoga dan tai chi adalah jenis-jenis olahraga yang sangat cocok untuk meredakan stres dan menekan keinginan emotional eating. Keduanya merupakan gabungan dari aktivitas fisik dan meditasi yang membantu kita merasa lebih tenang dalam menghadapi tekanan.

4. Dukungan sosial dari orang-orang terdekat

Dukungan keluarga, sahabat, dan rekan kerja secara umum memiliki dampak baik bagi situasi stres yang dialami seseorang. 

Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang bekerja dalam situasi penuh tekanan (seperti ruang gawat darurat rumah sakit) memiliki kesehatan mental yang lebih baik bila mereka mendapat dukungan sosial yang baik.

5. Kelola stres dengan lebih baik

Apa kita sulit mengatur emosi? Minta tolong kepada ahli dapat membantu menentukan cara menghadapi stres dengan lebih baik. Jangan ragu berkonsultasi kepada psikolog atau psikiater untuk memperoleh terapi dan penyembuhan yang mungkin kita butuhkan.

Sahabat Farah, jangan biarkan emotional eating menguasai lalu membawa kita pada obesitas, yang menjadi pertanda hadirnya berbagai penyakit.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health